Minggu, 26 Januari 2014

Akuntansi Kas

Dalam kehidupan sehari-hari, kas sangat penting baik didalam rumah tangga konsumsi maupun rumah tangga produksi (perusahaan). Hamper setiap kegiatan dalam perusahaan berkaitan dengan dana kas.
Karena sifatnya, antara lain : volume fisik kecil, nilainya tetap (sebesar nilai nominal), tidak adanya identifikasi kepemilikan, dan sangat mudah untuk dipindahtangankan, maka untuk mencegah terjadinya penyelewengan perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas.
1.       Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk mebiayai kegiatan umum perusahaan.
Yang termasuk kas antara lain :
a.       Uang ketas dan logam
b.      Cek dan bilyet giro
c.       Simpanan di bank dalam bentuk giro.
d.      Traveler’s check, yaitu cek yang dikeluarkan khusus untuk perjalanan (Turisme-bisnis).
e.      Money Order, yaitu surat perintah membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan keperluan pengguna.
f.        Cashier’s check, yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank, untuk suatu saat dicairkan di bank itu juga.
g.       Bank Draft, yaitu cek atau perinyah membayar dari suatu bank yang mempunyai rekening di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah, memalui penyetoran terlebih dahulu di bank pembuat.
Ciri-ciri kas adalah dapat digunakan segera sebesar nilai nominalnya. Sehingga yang tidak dapat digunakan segera sebagai alat pembayaran dan tidak sesuai dengan nilai nominalnya tidak dapat digolongkan sebagai kas, antara lain :
a.       Cek mundur (Past Dated Check).
b.      Deposito berjangka (Certificate of Deposit).
c.       Wesel / promes (Notes).
d.      Surat berharga (Marketable Securities).
e.      Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dalam bentuk dana (Funds).
Misalnya disisihkan untuk pembayaran dividen, untuk pelunasan pinjaman obligasi, dll.

2.       Pengawasan Kas
Karena sifatnya yang sangat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat di buktikan kepemilikannya, kemungkinan terjadinya penyelewengan akan besar, maka perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap kas.
Pengawasan intern perusahaan terhadap kas antara lain dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Dalam penerimaan uang :
1.       Menentukan fungsi-fungsi dalam penerimaan secara jelas dan menetapkan agar setiap penerimaan kas segera dicatat dan disetor ke bank.
2.       Mengadakan pemisahan fungsi antara pengurus perusahaan (penerima dan penyimpan) dengan pencatatan kas.
3.       Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas.
4.       Menetapkan pelaksanaan laporan kas setiap hari.

b.      Dalam pengeluaran uang :
1.       Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
2.       Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
3.       Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen-dokumen yang lengkap) atau digunakan system voucher.
4.       Mengadakan pemisahan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek, dan yang mencatat pengeluaran kas.
5.       Melakukan pemeriksaan intern dalam waktu yang tidak tentu.
6.       Menetapkan membuat laporan kas harian.
Untuk menerapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti tersebut diatas  perlu :
1.       Pembentuak dana kas kecil (petty cash funds).
2.       Diadakan rekonsiliasi antara saldo kas menurut laporan bank untuk setiap periode.
3.       Menggunakan sistem voucher dalam melakukan pembayaran / pengeluaran uang.

3.       Perhitungan Uang Kas
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap kebenran pencatatan uang kas, perlu diadakan perhitungan uang kas yang dapat dilakukan dengan dua cara :
1.       Pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, yaitu saldo awal ditambah penerimaan kas dan dikurangi pengeluaran kas.
2.       Pemeriksaan saldo kas secara fisik, yaitu menghitung uang yang ada dalam kas dan menghitung semua yang termsuk kas.
Untuk melakukan pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, secara umum dibuat bagan sebagai berikut :
Saldo kas awal bulan……………………………………………………………………………..... Rp xxx
Penerimaan kas selama satu bulan………………………………………………………….. Rp xxx  +
                                                                                                                                                  Rp xxx        
Pengeluaran kas selama satu bulan………………………………………………………….. Rp xxx  -
Saldo kas akhir bulan…………………………………………………………………………........ Rp xxx
Pemeriksaan saldo kas secara fisik, dilakukan dengan cara menghitung fisik uang tunai yang ada pada brankas serta semua yang termasuk kas (cek, bilyet giro, buku simpanan pada bank, dll).
Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pemeriksa, disaksikan oleh dua orang atau lebih dan diawasi oleh akuntan (jika perusahaan menggunakan jasa akuntan).
Perhitungan uang kas secara fisik dapat dibuat bagan sebagai berikut :
I. Uang kertas :









……….
lembar
@
Rp
   100,000.00

=
Rp
XXX


……….
lembar
@
Rp
     50,000.00

=
Rp
XXX


……….
lembar
@
Rp
     20,000.00

=
Rp
XXX


……….
lembar
@
Rp
     10,000.00

=
Rp
XXX


……….
lembar
@
Rp
       5,000.00

=
Rp
XXX


……….
lembar
@
Rp
       2,000.00

=
Rp
XXX


……….
lembar
@
Rp
       1,000.00

=
Rp
XXX
+











Rp XXX
II. Uang logam :









……….
keping
@
Rp
500

=
Rp
XXX


……….
keping
@
Rp
200

=
Rp
XXX


……….
keping
@
Rp
100

=
Rp
XXX


……….
keping
@
Rp
50

=
Rp
XXX
+











Rp XXX
III. Lain-lain :









1 lembar cek BPD No. …

=
Rp
XXX


1 lembar cek BRI No. …

=
Rp
XXX
+











Rp XXX
Jumlah








Rp XXX











Saldo kas menurut buku menunjukkan jumlah yang sama dengan saldo kas menurut perhitungan secara fisik dari brankas. Kegiatan tersebut dituangkan dalam berita acara perhitungan uang kas.