Tampilkan postingan dengan label Surat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Juni 2015

Random #3 Berhenti di tenda biru ini

Ta, delapan tahun aku mengagumimu. 
Aku gak tau kamu sadar apa enggak dengan perasaanku.
Ta, aku memang laki-laki pengecut yang tak berani mengungkapkan isi hatiku. Aku terlalu takut Ta, aku takut kamu menolakku, aku takut kamu nanti akhirnya menjauh.
Ta, sekarang aku tau aku terlambat, dan sangat-sangat terlambat.
Sekarang senyummu tak bisa lagi ku nikmati dengan puas, karena senyummu sekarang sudah menjadi milik seseorang yang halal bagimu. Seutuhnya Ta dan aku rela. 
Selamat ya Ta, atas pernikahanmu!
Aku nekat pulang Ta, hanya untuk menemui mu dan lelaki mu, dihari bahagia kalian sekaligus hari yang suram buatku. Rasanya sesak, ada air mata yang tertahan saat melihatmu bersanding di altar pernikahan.
Ini akhir perjalananku mengagumimu ta, di sini di tempat ini di bawah tenda biru ini. Untuk terakhir kalinya Ta aku ingin melihat senyum bahagiamu meski itu bukan karenaku.
Aku datang Ta, aku menepati janjiku untuk tetap melihatmu tersenyum. Senyummu sungguh-sugguh membuatku terpana, engkau terlihat begitu anggun, cantik, dan sangat sangat bahagia. Konyol memang. Gila memang. tapi Ta ini aku, aku yang sekarang rela melepasmu bersanding dengan laki-laki itu aku tak ragu lagi setelah melihat binar-binar bahagia terpancar jelas dari kedua matamu.
Sekarang ta, gak ada candaan logat melayumu lagi. Gak ada lagi istilah "nasi lemak", dalam jawaban dari pertanyaan. Makan sama apa? karena ini akhir dari delapan tahunku.
Berbahagialah ta, jadilah istri yang istiqomah untuk suamimu dan jadilah ibu yang selalu dicintai anak-anakmu kelak, jadilah keluarga kecil yang selalu dikaruniai kebahagiaan. Seperti yang pernah diam-diam aku doakan untuk kita nantinya. Sekarang doa itu hanya untuk mu.Untukku? aku pun ingin segera seperti doa-doaku.
Terinspirasi dari curhat colongan mas-mas absurd yang jauh-jauh balik dari Karawang hanya untuk datang kondangan mantan. Mantan wanita yang dia kagumi selama delapan tahun.

Berbahagialah juga mas!! 

Semi fiksi.
Kost | 16 Juni 2015 

Minggu, 24 Mei 2015

Aku Jatuh Cinta


Entah hubungan seperti apa yang kita miliki ini. Terkadang kamu seperti seorang pacar buatku, perhatian, selalu ngebuat aku nyaman saat sama kamu, bahkan kadang seperti sayang kepadaku. Tapi setelah menyadari kita ini bahkan tak pernah bilang saling sayang. Teman Tapi Mesra mungkin sebutan yang cocok untuk kita. 
Kamu menghadirkan arti baru diduniaku. Kamu memberikan kekuatan ketika aku hilang pegangan, kamu menyuguhkan bahu ketika aku butuh sandaran, kamu memberikan tanganmu untukku berpegang ketika aku sendirian. Padamu aku menemukan alasan kenapa seseorang membutuhkan semangat dan kekuatan dari orang yang di anggap spesial. 
Terimakasih telah memberikan sedikit waktumu untuk merindukanku, membagi sedikit kekuatanmu padaku, kamu memberikan banyak hal baru buatku.
Kamu memberikan pelajaran penting buatku, jangan sampai salah mengira perhatian seorang laki-laki, jangan berekspektasi berlebihan. Harus selalu waspada biar gak sakit karena ngerasa di php. 
Tak apa jika hanya aku yang jatuh cinta padamu ini cukup buatku. Ini sudah cukup mendebarkan hati yang lama mati. Aku suka senyummu, aku suka bagaimana kamu meperlakukanku ketika berjalan di tempat ramai dan itu mebuatku merasa aman, aku suka ketika kamu menggenggam tanganku. Pokoknya aku suka karena aku sedang jatuh cinta. 

Jogja, 9 Mei 2015.

Sabtu, 11 April 2015

Surat Untuk Mbak



Mbak kamu gak perlu ngomong apa-apa, cukup dengerin saya ngomong aja.

Mbak gak perlu salah paham sama saya, saya gak punya hubungan apa-apa sama dia. Kita hanya sebatas teman saja. Dia pasti udah pernah cerita tentang saya, ya saya dulu pernah punya hubungan dekat dengan dia, tapi itu dulu mbak. Semuanya udah lama berakhir. Saya sudah lama berhenti berharap sama dia mbak, jauh sebelum hubungan kita berakhir. Mbak tenang aja saya gak akan ganggu hubungan mbak sama dia. Saat ini saya hanya menganggap dia sebagai teman saja, enggak lebih mbak. Saya tau perasaan mbak kayak apa tau pacarnya berhubungan sama mantannya, aku juga pernah ngerasain hal seperti itu, itu wajar mbak, tapi saya cuma minta pengertian mbak aja. Memangnya mbak gak pernah berhubungan lagi dengan mantan mbak setelah putus?? Pasti pernah kan mbak dalam bentuk apapun.
Sudah tak menjalani hubungan special dengan dia bukan berarti saya gak bisa berhubungan sebagai teman mbak. Hubunganku dulu sama dia gak sebentar mbak. 3 tahun cukup untuk buatku mengenal dia dan dia cukup mengenal saya. Bukan, bukan, bukan hanya cukup mbak tapi di dia, saya bisa menjadi diri saya sendiri mbak. Itu alasan kenapa saya masih menjaga hubungan baik dengannya. Mungkin iya status sekarang berubah mbak, tapi bukan berarti silaturahmi kita juga putus. 

Mbak gak ada alasan buat saya untuk merebut dia dari mbak. Tak ada alasan lagi saya kembali padanya mbak. Semuanya sudah berakhir. Tapi satu mbak sampai saat ini saya belum menemukan seseorang yang membuat saya nyaman seperti dia. Tapi mbak tenang saja, saya benar-benar sudah tak ada lagi perasaan apa pun sama dia selain sebatas teman. Tapi saya menyebutnya sahabat mbak.

Mbak, kalau saya mau saya bisa membuat dia kembali lagi sama saya. Tapi saya gak mau mbak. Karena sekeras apapun saya mencoba membangun rasa buatnya, perasaanku tak kan pernah bisa kembali padanya lagi. 

Banyak hal yang mbak gak tau tentang saya, kecuali tentang hal yang mungkin dia ceritakan kepada mbak. Dan saya juga gak akan menceritakan itu sama mbak. Itu sebuah masalalu saya yang tak meninggalkan kesan bahagia. Jadi saya cuma minta pengertian mbak saja, tak usah terlalu berburuk sangka kepada saya, saya gak akan merebut dia dari mbak. Percayalah sama dia. 

Tolong, saya minta empati mbak. Biarkan saya meminjam perhatian dan peduli dia sebentar saja ketika saya lelah berperan menjadi diri saya, karena saat itu saya ingin menjadi diri saya sendiri, saya ingin melepas wajah saya yang saya paksakan. Karena setidaknya masih ada sedikit rasa percaya yang saya berikan kepada dia mbak sebelum saya kehilangan seluruh percayaku padanya, tapi saya harap tidak demikian.

Saya minta maaf mbak, jika kehadiran saya telah menyakiti perasaan mbak. Menjadi pemicu pertengkaran diantara kalian. Tapi sebenarnya saya tak pernah berniat untuk seperti itu. Percayalah mbak.

Terimakasih mbak sudah mau mendengarkan saya yang enggak jelas ini, maaf sudah membuang waktu mbak. Sampai jumpa lain waktu mbak, jika Allah mengijinkan kita untuk berjumpa.. :) :)

Seseorang yang tak pernah tepat waktunya

Arum


note :
surat ini saya buat beberapa bulan yang lalu ketika pacar teman saya marah-marah karena saya menghubungi pacarnya.