Mencintaimu aku harus melepaskan dia yang
terlebih dulu menjumpaiku.
Dia yang pertama kali meluluhkan pertahananku.
Dia yang pernah kujadikan sandaran ketika aku
mulai berlari tak tentu arah.
Dia yang kujadikan alasan bertahan ketika sebuah
kenyamanan sudah tak lagi menentramkan.
Dia yang kujadikan pegangan ketika aku limbung.
Dan dia adalah ketidakjelasan yang meluluh
lantakan.
Menunggunya aku sekarat. Melukai banyak hati
termasuk hatiku sendiri.
Dia memang pernah sedekat dekap, namun aku tak
pernah bisa menjangkau dunianya.
Di dekapnya aku tenang, ada perasaan hangat yang
mendamaikan. Namun setelah dekapannya di lepaskan ada hampa yang tak
berkesudahan.
Di senyumnya aku pernah tertawa sepenuh hati, ada
gelak bahagia yang pernah mencerahkan wajah murungku. Namun setelah dia pergi
ada air mata yang membanjiri jiwa.
Di genggaman tanganmu aku pernah merasa aman, aku
tak ragu pergi berpetualang denganmu, karena kamu tak akan melepaskan genggaman
tanganku ketika berjalan di keramaian. Namun ada yang ngilu ketika genggaman
itu dilepaskan, perasaan kehilanganmu semakin besar.
Pada kecup dikeningku aku pernah menemukan
ketulusanmu, sesuatu yang kucari selama ini didirimu. Namun setelah kamu pulang
aku tetap saja bukan tempatmu pulang.
Ketidakjelasan ini melukai seluruh sisi
ditubuhku, dan ini pilihanku. Namun ketika kejelasan diberikan aku harus siap
melepaskanmu. Rela ataupun tak rela kamu adalah ketidakjelasan yang harus
dilepaskan.
Bantul | 19 September
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar