Jumat, 16 Oktober 2015

Ketidakjelasan yang harus dilepaskan



Mencintaimu aku harus melepaskan dia yang terlebih dulu menjumpaiku.

Dia yang pertama kali meluluhkan pertahananku.
Dia yang pernah kujadikan sandaran ketika aku mulai berlari tak tentu arah.
Dia yang kujadikan alasan bertahan ketika sebuah kenyamanan sudah tak lagi menentramkan.
Dia yang kujadikan pegangan ketika aku limbung.
Dan dia adalah ketidakjelasan yang meluluh lantakan.
Menunggunya aku sekarat. Melukai banyak hati termasuk hatiku sendiri.

Dia memang pernah sedekat dekap, namun aku tak pernah bisa menjangkau dunianya.

Di dekapnya aku tenang, ada perasaan hangat yang mendamaikan. Namun setelah dekapannya di lepaskan ada hampa yang tak berkesudahan.

Di senyumnya aku pernah tertawa sepenuh hati, ada gelak bahagia yang pernah mencerahkan wajah murungku. Namun setelah dia pergi ada air mata yang membanjiri jiwa.

Di genggaman tanganmu aku pernah merasa aman, aku tak ragu pergi berpetualang denganmu, karena kamu tak akan melepaskan genggaman tanganku ketika berjalan di keramaian. Namun ada yang ngilu ketika genggaman itu dilepaskan, perasaan kehilanganmu semakin besar.

Pada kecup dikeningku aku pernah menemukan ketulusanmu, sesuatu yang kucari selama ini didirimu. Namun setelah kamu pulang aku tetap saja bukan tempatmu pulang.

Ketidakjelasan ini melukai seluruh sisi ditubuhku, dan ini pilihanku. Namun ketika kejelasan diberikan aku harus siap melepaskanmu. Rela ataupun tak rela kamu adalah ketidakjelasan yang harus dilepaskan.

Bantul | 19 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar