Jika aku bukan rumah tujuanmu, tak apa. Mungkin
kau datang hanya sebagai tamu yang singgah karena kecapekan berjalan.
Tak apa, masuklah akan ku buatkan minum penghilang dahagamu.
Akan ku buatkan makanan pengenyang perutmu.
Akan ku siapkan handuk untuk menyeka peluhmu.
Akan ku siapkan kipas biar kamu tak kegerahan lagi.
Tak apa, masuklah akan ku buatkan minum penghilang dahagamu.
Akan ku buatkan makanan pengenyang perutmu.
Akan ku siapkan handuk untuk menyeka peluhmu.
Akan ku siapkan kipas biar kamu tak kegerahan lagi.
Biar
setelah ini kau dapat ceria lagi.
Biar kulihat wajahmu yang sumringah lagi, bukan wajah pucat pasi.
Biar kunikmati senyum manismu lagi, bukan bibir yang ditekuk pedih.
Biar kulihat wajahmu yang sumringah lagi, bukan wajah pucat pasi.
Biar kunikmati senyum manismu lagi, bukan bibir yang ditekuk pedih.
Bahkan
aku tak segan-segan menyodorkan bahumu jika kau butuh sandaran.
Telingaku pun siap mendengarkan segala keluh kesahmu tentang perjalananmu menemukan dia.
Aku pun dengan sukarela akan menepuk bahumu, mengingatkanmu bahwa kau tak sendiri.
Telingaku pun siap mendengarkan segala keluh kesahmu tentang perjalananmu menemukan dia.
Aku pun dengan sukarela akan menepuk bahumu, mengingatkanmu bahwa kau tak sendiri.
Tapi
tak pernah sekalipun kau menoleh kepadaku.
Kau palingkan wajahmu ketika semua tentangnya membuatmu tergila-gila.
Rasanya seperti disayat dari jantung terus ke hati. Perih. Berdarah. Tapi aku tau diri aku bukan rumah tujuanmu.
Kau palingkan wajahmu ketika semua tentangnya membuatmu tergila-gila.
Rasanya seperti disayat dari jantung terus ke hati. Perih. Berdarah. Tapi aku tau diri aku bukan rumah tujuanmu.
Meskipun
kau selalu kerumahku ketika segala hal tentangnya mulai merobohkanmu. Seperti
saat ini hatiku ngilu setiap melihatmu bertamu kerumahku dengan keadaan kacau
balau, matamu sembab dengan kantung mata hitam benar-benar mirip panda (berapa
jam kamu menangis? berapa hari kamu gak tidur?), wajahmu pucat (kamu pasti
belum makan seharian), rambut acak-acakan bekas jambakan tanganmu semakin
membuatku ngilu.
Rasanya aku benar-benar ingin memaki wanita mana
yang tega menyakitimu hingga kamu seperti ini?? ahh tapi aku hanya diam lantas
memelukmu erat. “gak apa-apa” ucapku lirih.
Seolah
ikut merasakan pedihmu, perihmu aku hanya bisa mendekapmu. Aku hanya ingin ada
buatmu saat seperti ini.
Andai
kamu tau disini, pintu rumahku selalu terbuka untukmu.
Andai kamu melongok lebih dalam lagi ketika dirumahku.
Kamu akan menemukan pintu kecil, pintu dimana semua hal tentangmu ada di sana. Pintu tentang semua perasaanku bersembunyi dibaliknya.
Andai kamu melongok lebih dalam lagi ketika dirumahku.
Kamu akan menemukan pintu kecil, pintu dimana semua hal tentangmu ada di sana. Pintu tentang semua perasaanku bersembunyi dibaliknya.
Kamu
lelaki yang tanpa pernah ku duga akan mengetuk pintu itu tapi kamu tak
menyadarinya.
Lelaki yang tanpa pernah tau bahwa dia telah menjadi raha dirumahku.
Lelaki yang tanpa pernah tau bahwa dia telah menjadi raha dirumahku.
Kost | 14 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar