Aku kesulitan kata untuk mengeja.
Tentangmu dan aku yang pernah melangkah
bersama.
Menghapus jejakmu aku tak pernah
lakukan itu.
Jejakmu memudar begitu saja sejak dua
bulan terakhir sebelum kau melepasku.
Aku ingat kala itu, berjuang sendirian
itu melelahkan.
Sungguh.
Akhirnya aku memutuskan berhenti.
Berhenti memperjuangkanmu.
Berhenti memahamimu.
Berhenti menyakiti diriku sendiri.
Namun ternyata yang berhenti tak cuma
aku.
Kamu bahkan telah berhenti terlebih
dahulu.
Pantas saja, aku tak mampu lagi
memahamimu.
Pantas saja, aku tak lagi dapat
menjangkau duniamu.
Pantas saja, memperjuangkanmu begitu
menyakitkan.
Selamat tinggal.
Jejakmu tak pernah hilang, tapi hanya
memudar.
Meski samar jejakmu masih terkenang.
Rumah | 30 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar